Search

Assalamu 'alaikum Wr. Wb

Play MP3 Asmaul Husna, Menenangkan :)

Mata Merah dan Keseruan Mengikat Kata Ditengah Gulita

Sumber ilustrasi Storytelling dari blastanalytics.com

Sore kemarin, setelah bangun tidur si sulung merayu minta diajak keluar rumah, mau minta dibelikan ‘model’ katanya. Kebetulan tetangga kami ada yang sudah buka kembali ‘kedai modelnya’ jadi kami tidak repot memikirkan beli itu kemana-mana. Aku, juga merayu-rayu si sulung supaya mandi terlebih dahulu, karena memang sudah jadwal mandi sore. Alhamdulillah dia mau, sekalian kumandikan si dedek yang sedari tadi juga gelisah karena sudah kegerahan.

Sekitar jam 16.45 wib ritual mandi, berpakaian dan menyiapkan pernak-pernik untuk keluar rumah sudah selesai.

“bunda, tolong patang keludung bita” dengan tergesa-gesa ia mengambil kerudung miliknya yang belum sempat aku kenakan, agar segera dipasang. Oh iya, si sulungku namanya Tsabita, usianya baru 2 tahun 4 bulan jadi harap maklum jika ngomongnya masih ada huruf yang belum lengkap atau bahkan ada kata yang berganti hurufnya hingga seakan seperti kata baru.

Hampir jam 17.00 ketika pintu di buka, dengan penuh semangat  si sulungku berlari ke kedai model tetanggaku itu. “Uwak Tumin” spontan Tsabita menyapa si penjaga kedai saat itu. “Apa Tsabita?”. Sahut uwak penjual model. Tsabita di usianya yang masih segitu sudah pandai bercanda, uwak Tumin seperti sapaannya itu, bukan nama si penjual model yang sebenarnya.

Alhal, karena dulu Tsabita pernah ditanya sama mereka nama-nama sayuran yang dijual di sana, nah pas menanyakan buah timun, Tsabita menjawabnya “Itu Tumin” jadilah, sampai saat ini jikalau mereka, antara si penjual model dengan si sulungku saling sapa, dengan kata ‘Tumin’. Ah ada-ada saja.

 “Nda, kenapa mata bunda sebelah kiri atas itu merah?” selidik suamiku, ketika sedang asyik-asyiknya aku menikmati sajian model di hadapanku. Rupanya si doi daritadi sambil menggendong si dedek juga sibuk memperhatikan kesayangannya ini. Eaaa

“iya kah, yah? Apa sebabnya ya?” tanyaku juga bingung. “ada bagian yang bermassalah itu di matanya, efek lelah muungkin” jelas suamiku. “oh gitu, lelah kenapa ya?” aku juga keheranan, karena baru kali pertama mengalami ini. “mungkin karena aktivitas bunda yang sekarang terlalu sering di depan laptop dan hape, tidak apa-apa istirahat saja dulu malam ini” suamiku kembali mengingatkan.

Setelah menghabiskan kuah model, kami bersegera pulang, masuk pintu lalu berdiskusi sebentar di ruang belajar.

 Sedari tadi, notif di hp pintarku berdenting denting, apalagi di grup whatsapp  kelas menulis ‘WCWH’, sudah ramai sejak pagi sebelum dimulainya kelas malam tadi. “bagaimana ya, yah. Bunda ada kelas menulis perdana malam ini?” lengkap dengan ekspresi memelasku.

Beliau tidak masalah, hanya memberi saran, sebelum memulai kelas manfaatkanlah untuk istirahat, pejamkan mata walau sebentar, tidur setitik kalo kata cik gu Hasni.

Akhirnya, aku mengikuti saran suamiku, setelah shalat maghrib. Aku, si sulung dan si dedek sudah  siap ambil posisi istirahat di dalam kamar tercinta lengkap dengan mainan kesayangan kami Hafizha Talking Doll teman mengaji dan bernyanyi yang dulu sempat kami beli sebagai hadiah untuk si sulung, tabungan hasil dari berdagang online. Bersyukur mainannya awet sampai sekarang masih tetap bagus.

Walaupun sudah pada posisi berbaring, mataku masih on karena 2 bidadari kami itu belum menunjukkan isyarat ingin bersegera tidur. Beruntung suamiku pengertian, segera diambil alihnya si sulung menemani drama malam hari yang kerap kali berulang. Terimakasih sayangku Novran, jazakallah khairan...

Benar saja, dalam hitungan menit aku sudah terlelap, lupa jam berapa tepatnya, yang jelas tidak lama setelah si dedek bobok akupun ikutan. Sebenarnya beberapa hari ini aku juga merasakan  mataku yang sebelah kiri cepat sekali lelah. Persepsiku juga sama sih dengan pendapat suamiku, mungkin karena pola tidurnya sekarang berubah jadi ya tubuh juga menyesuaikan dengan pola jadwal yang baru ini.

Intinya, tubuh beradaptasi dengan aktivitas yang baru ini. Amanlah ya, positif thinking aja, yakin ke Allah berlelah-lelah dalam menjemput ilmu itu ganjarannya pahala dan hadiahnya tidak tanggung-tanggung yakni surga. Jika hanya rebahan dan ‘leye-leye aja mungkin hadiahnya paling tinggi kipas angin, atau hanya piring cantik aja. Syukur juga jika dapat. Kan begitu?

“Sayang,” panggil suamiku, sontak akupun terbangun dan langsung menanyakan jam. “Jam 22.30 yang” sahut suamiku. Ya Allah, begitu lelapnya diriku. “ya Allah yang, bagaimana kabar kelas menulisku malam ini?” tanyaku sambil mencoba mengumpulkan energi untuk segera bangkit. “Ramee,  tadi ayah juga intip, materinya keren. Sudah banyak diskusi ini teman-temannya, aktif. Banyak yang nanya. Nanti baca sendiri lah ya supaya puas, ayah belum bisa jelaskannya secara detail” kira-kira begitulah cerita suamiku mencoba gugah semangatku untuk bersegera bangkit dari tempat tidur sembari menyodorkan gawaiku.

Aku mencoba check sebentar, kali ini telunjukku yang sibuk memainkan perannya scrolling percakapan ke atas bagian ketertinggalanku. MasyaAllah sudah sekitar 400an chatting yang masuk ini.

“Ke belakang dulu saja, ambil wudhu, terus shalat” tegur suamiku. Aku hanya menganggukan kepala.

Usai bertafakur mengadu ke Allah Yang Maha Gagah, aku langsung kembali melihat kelasku di grup whatsapp itu, walau sudah malam gulita masih ramai saja. Nih, emak-emak pada kecenya kelewatan ya, yang muda-muda apalagi, tentu tak  mau kalah kan ya? Barakallah, selalu dikelilingi teman-teman yang semangat memburu ilmunya tak pernah kelu, luar biasa.

Cik gu, sang master juga semangatnya menjelaskan materi tak kalah hebatnya. Bahkan beliau baru bisa makan malam setelah kelas usai, aku melihat riwayat chatting itu hampir jam 22 wib. Semoga Allah balas semua kebaikan cik gu dengan pahala yang banyak dan jaminan surga yang kenikmatannya tak pernah habis. Aamiin...

Kelas malam tadi, lumayan menguras pikiran, akupun butuh waktu lumayan lama mencerna setiap materi yang diberikan cik gu, mulai dari definisi story telling, retalling story, feature, memoar lengkap dengan hubungan, perbedaannya, pecahannya, dan sebagainya. Ahh, semakin banyak belajar, ternyata semakin merasa minim aja ilmuku selama ini. Jadi malu mengingat nilai pelajaran bahasa indonesiaku di sekolah dulu yang lumayan tinggi itu. Apalah arti sebuah nilai? Wkwkwk

Jujur, untuk hanya memahami bagian cabang dari pelajaran bahasa indonesia ini saja, aku cukup cenat-cenut dibuatnya. Setaunya menulis aja, ngalir aja, yang penting menulis, yes. Aduuh...

Seketika aku kembali mengingat pesan dan nasehat dari ulama besar yakni Imam Syafi’i

“Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya. Demi Allah, hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa.”

Selain, menguras pikiran, cik gu berhasil juga mengaduk-aduk perasaan murid-muridnya ini dengan membagikan contoh tulisan yang berkaitan dengan materi kami malam tadi. Salah satu yang masih kuingat hingga saat ini adalah salah satu tulisan cik gu sendiri yakni tentang pengalaman mengharukan beliau, termasuk contoh tulisan memoar.

Judulnya “Twin to Twin Transfusion Syndrome” merupakan kondisi kehamilan kembar yang berbagi suplai darah plasenta dalam jumlah tak sama yang mengakibatkan dua janin tumbuh dengan laju yang berbeda. Kecil kemungkinan janinnya bertahan, jikalaupun berhasil terlahir sang anak akan mengalami kecacatan. Walau Beliau ikhtiar mempertahankan janinnya. Qadarallah di usia 5 bulan janinnya justru  ‘memaksa’ keluar,  kontraksi hebat. Sepasang anak itu akhirnya kembali kepada Sang Pencipta.

Naluri keibuanku tidak bisa dinafikkan, seketika juga ada genangan di sekitar mataku. Ya Allah, ternyata di balik tegarmu, tersimpan kisah yang nanar namun ‘menakjubkan’. Takjub karena engkau bisa melewatinya dengan tetap tangguh bak karang di tengah lautan. Peluk cik gu dari jauh.

Lanjut, jempol ini kembali sibuk menekan layar gawaiku. Banyak pertanyaan yang masuk seolah berulang-ulang, kembali untuk hanya sekedar memastikan dan berharap mendapatkan titik simpul dari pemahaman masing-masing. Beruntung cik gu bisa cepat tanggap dan mampu mengemas setiap jawabannya dengan sederhana dan mudah dipahami. Alhamdulillah, “untung di kelas ini tidak ada ujian ya?” sorak salah satu peserta. Akupun sampai terkekeh dibuatnya.

Apalah arti ilmu jika tidak segera dipraktekkan nggih? Akhirnya cik gu memberikan oleh-oleh di akhir pertemuan pertama ini. Action! Mulailah menulis, dan berbagilah cerita.

Meminjam kata Ust. Aa Gym. ‘Mulailah dari dirimu sendiri, mulailah dari hal kecil, mulailah dari sekarang’

ASYIAAPPPP...

(Alai, 10 Juni 2020. Sambil menidurkan si dedek di ayunan, ditemani suara merdu Hafizha Talking Doll murrotal pagi)  

 

 


Luar Biasa ! Kelas WCWH #1 Berbagi Kisah, Lewat Aksara Menjaring Pahala

 

Ilustrasi dari dreamstime.com


19.25 wib, artinya 5 menit lagi kelas menulis "opini" perdana akan dimulai. Peserta sudah sangat antusias dan heboh saling tegur sapa semenjak daritadi siang.

Akupun sama tak mau kalah, semangat menggebu mendapatkan ilmu baru. Bismillah

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
Salam hangat dari cik gu menyapa semuanya, dan sudah lebih dulu setelan grup diganti menjadi hanya admin saja yang bisa mengirim pesan. 

Artinya kelas sudah akan dimulai.

Sedari tadi, akupun sudah menyiapkan raga untuk mengikuti kelas dari awal sampai akhir, nyambi si sulung yang masih aktif dengan segala drama yang dibuatnya, dan si dedek yang merengek minta ditidurin.

Gawaiku masih menyala terang walau sesekali kuletakkan karena melayani dua insan yang masih butuh perhatianku sampai menghantarkan ke tidur yang lelap ketika itu.

"Untuk efisiensi waktu, kita langsung saja ke materi perdana ya. Silakan fokus menyimak 👇"

Jam pas menunjukkan di angka 19.30 wib saat itu.
Setelah berdoa terlebih dahulu, materi langsung dijelaskan oleh cik gu. 

Malam ini tema/judul materi kita yakni Pertemuan 1: "Menjaring Jariyah lewat Aksara"

Menjaring jariyah lewat aksara versi kelas kita adalah meraih amal saleh (yang tidak terputus pahalanya meski kita nanti sudah meninggal dunia) lewat tulisan kita.

Jadi, sebaiknya menulis untuk bisa mendatangkan amal jariyah untuk kita, karena pahalanya selalu ngalir walaupun kita sudah tiada. MasyaAllah baru materi pembuka aja aku sudah klepek klepek mak,gaes.

Materi kembali berlanjut dengan penjelasan dan maksud dari judul itu, dikemas dengan kalimat yang gurih dan renyah oleh cik gu. 

Setidaknya nalarku mudah ambil pelajaran dari setiap untaian kata yang dituliskan sang master. Barakallah semoga ilmunya berkah dan mampu menular. Aamiin...

Dari materi pembuka kita semua bisa simpulkan, mulai dari sekarang kalau update status yang isinya cuma 'nyampah', sebaiknya jangan ditulis. Tulisan nyampah itu maksudnya tulisan yang nggak menginspirasi pembaca untuk berbuat kebaikan. 

Sebab, jangan sampai postingan nggak mutu kita itu malah jadi jalan mengantarkan kita menuju neraka. Astaghfirullah, Naudzubillahi min dzalik. Oke, bye bye status yang gak bobot. (ceritanya mulai MoveOn nih, mak,gaes)

Cik gu kembali memberikan memotivasi membangkitkan ghiroh, semangat untuk menguatkan niat semata karena Allah. Tak lupa bonus tulisan petuah yang membuat aku tahan nafas, lumayan lama. 

"Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!"

(Imam Al-Ghazali)

"Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti.”

(Ali bin Abi Thalib)

Allahu, jujur aku sangat tercekat kala itu. Mataku sedikit mengembun. Banyak sekali lalaiku ya Rabb, ampuni... 

Setelah panjang kali lebar cik gu jelaskan materi, pembahasan judul, kontroversi dunia kepenulisan dan alasan-alasan halangan rintangan yang biasa penulis temui. 

Semua dibahas secara lugas dan mudah dimengerti. Materi selesai. Waktu 10 menit untuk mencerna setiap materi yang disampaikan. Hingga sudah mulai masuk sesi diskusi. 

Sesekali aku tepuk-tepuk si dedek, sesekali aku cek grup, si sulung juga tak mau kalah merengek minta makan lengkap dengan keinginannya yang polos menggemaskan itu 'nda, ayo makan lauk ayam, makan cop ayam kita', maksudnya si dia mau makan soup ayam, lengkap dengan ekspresi memelasnya itu.

Suamiku langsung ketawa, mana ada lauk soup ayam wong bundanya tadi siang masak pindang ikan. Drama dilanjut kembali, meminta belas kasih. 

Bersyukur si dedek sudah bobok cantik, jadi aku bisa fokus ke si sulung dulu, merayu supaya walaupun tak ada lauk soup ayam, lauk kuah pindang ikanpun jadi. 

Asal nasinya berkuah banyak, yang penting bisa 'ngirup kuah' itu kata dia sudah lauk soup. Alhamdulillah walaupun kuah ikannya dikasih sedikit cabe dia gak protes. Selamat dari amukan masa kita mak,gaes.

Setelah drama makan, aku kembali mengecek layar terang yang masih ku On kan di grup whatsappku. Sudah lumayan banyak pesan yang belum kubaca, seketika jempolku asik scroll sampai batas atas terakhir yang kubaca. 

Drama malam hari dengan si sulung hampir berakhir karena sesudah makan, cuci tangan dan pipis ke kamar mandi, dia langsung minta 'dodot' isyarat kantuknya sudah mulai melanda.

Alhamdulillah... sempat baca doa sebelum tidur, akhirnya bukan dia saja yang terlelap cantik, akupun menyusul. Padahal kelas menulisku belum usai mak,gaes. Deuh gustii...

Jam 22.15 aku terbangun, melihat notif di grup yang sudah mencapai angka ratusan belum terbaca. Ingin segera kubuka, tapi kuurungkan karena ingat belum sempat shalat isya dan shalat sunnah malam. 

Selesai mengadu asa ke illahi Rabbi. Kembali kubuka sekian chatting yang masuk ke layar petakku. Jempolku kembali memainkan perannya, scrolling, manjat ke batas akhir pesan yang sudah terbaca. Ada sekitar 30 menit aku bacanya mak,gaes. 

Maklum chatt yang masuk sudah ratusan euy. 

Sesi diskusi, sesi tanya jawab, sesi curcol tukar pendapat, banyaknya. Beruntung, nyali sabarku menang baca sekian chatting teman-teman sampai selesai. 

Eh ada bonus PR ya, langsung disuruh buat tulisan, action! Bahkan sudah ada beberapa yang setor tadi malam itu juga. Wahhh tergerceplah mak,gaes. Keren keren keren...

Banyak sekali ilmu yang didapat, padahal kita baru pertemuan pertama, masih ada 3 pertemuan lagi, deuh sudah gak sabar kita yak... 

Tunggu keseruan cerita selanjutnya ya mak,gaes. Kita buat sarapan dulu... salam hangat, semangat pagi, semangat tebar kebaikan. Wassalam...

“Menulis merupakan aktivitas menjaring jariyah lewat aksara. Maka menulislah!”

#WCWHBatch17
#WritingClassWithHas

(Alai, 09 Juni 2020. Kembali menghitung waktu mundur untuk ikut kelas menulis perdana "Story Telling". Malam ini)

"Menejemen Diri: fokus ke kata 'Bisa'!"


"Menejemen Diri: fokus ke kata  'Bisa'!"


*deg, aku melihat tanggal. MasyaAllah sudah tanggal 8 Juni aje nih. Berarti kelas menulis "opini" bareng WCWH perdana akan di mulai, tepatnya malam ini jam 19.30 wib. Aku kembali nervous inih mak,gaes. Ya Rabb... 😐


fokus

Ilustrasi dari ariesandi.com

Bagaimana tidak, di kelas itu sudah puluhan muslimah luar biasa yang ikut bergabung, bahkan sekarang ini sudah sibuk tuh grup saling sapa satu sama lain. Rameee...

Ada yang usianya baru 20 an, masih muda, dan aku masih termasuk kategori yang muda2 lah ya, anggap aja. Karena usiaku juga masih segitu sih. 25 tahun di tahun ini. 


Ada juga yang sudah usia 50 tahun loh di grup itu, weh aku malu mak,gaes kalo kalah semangat sama beliau beliau itu. 

MasyaAllah, memang tidak pernah ada batasan usia untuk selalu belajar dan memburu ilmu. Dimana saja, kapan saja. Asal bisa menejemen diri. Ituu...!

"Assalamualaikum,
Wa'alaykummusalam...
MasyaAllah sudah rame mak,gaes di sini. Antusias tinggi ya, saya sedikit deg deg an ini. Alhamdulillah bisa bergabung dengan mak2 dan para gaes luar biasa ghiroh menimba ilmunya. Barakallah... 😁🙏🏻"

Salam ukhuwah semua, saya R. A Susan Triani, mamud dgn 2 baby. Alamat dari ds. Alai kec. Lembak kab. Muara Enim, Sumsel. 😁👍🏻

Ceritanya aku memberanikan diri ikut sapa mereka juga, mereka dari berbagai kota, daerah bahkan dari pelososk negeri loh ini mak,gaes. Serunya pakai bangettsss.

Beberapa menit dari itu, ada yang balas komen aku loh mak,gaes. Dan beliau nanya "Ini mbak Susan yg pernah ngajar di KU yg di Palembang ?"

*Maksudnya KU (Sekolah Tahfiz Plus Khairu Ummah)

Wahh ada yang masih kenal aku setelah sekian lama 'minggat' dari Palembang. (lebaynya kumat iih, maafkeunlah mak...) saking girangnya ini banyak teman menulis, apalagi ketemu teman2 lama. Bisa sambung lagi tali silah ukhuwah kan ya? Nostalgia gitu kan...
wkwkwk

Oh ya, kemarin itu tulisanku masih belum selesaikan ya, terputus karena si dedek bangun bobok. ini loh tentang nama blogku itu susanthinkbig.blogspot.com (lagi lagi alayku tidak ketulungan ya mak,gaes) haha upzZ

Oke, oke. Jadi begini, dari beberapa hari yang lalu itu aku sibuk mau minta dibuatkan blog baru kan ya, nah Alhamdulillah sekarang sudah jadi. Fix dengan nama itu di atas tadi.
Lagi, abaikan dulu alamat dibelakangnya yang masih pakai blogspot.com,

Kata suamiku, pikirkan nama depannya saja, cari nama yang unik, kan InsyaAllah nanti blognya mau di aktifkan untuk blog menulis, pikirlah nama yang bagus dan khas.
Habis itu, mikirlah aku dengan segudang ide di kepalaku. Hebohnya tidak ketulungan mak,gaes. Sangking banyaknya rekomendasiku untuk nama itu saja, suamikupun hampir angkat tangan, akhirnya jadi PR juga. Cari ilham dulu mak,gaes. Maafkanlah bosque Novrand Al-Fatih II

Besoknya Alhamdulillah sepakat susanthinkbig aja, untung gak pakai nama susanbukanboneka ya mak,gaes. wkwkwk

Apa filosofinya? Seperti artinya, thinkbig. Berpikir besar, bercita-cita besar. 

Harapannya dari setiap tulisan yang dituangkan, merupakan pikiran2 besar yang mencerdaskan umat, mampu menggoreskan kisah motivasi sehingga bisa membangkitkan semangat orang lain untuk bangkit menggapai cita2 dan impian. 


Intinya, inginnya setiap karya yang berhasil "dicetak" itu akan menjadi kebaikan untuk umat.


Bismillah... Aamiin...

Nah, jadi keiinget tulisan opiniku kan, yang belum sempat dikirim ke media karena singgah masak dulu tadi. 


Aku nulis tentang kebijakan pemerintah yang lagi dihebohkan itu loh mak,gaes. New normal. Ternyata aku 'bisa' selesaikannya, walau banyak 'sok sibuk' tadi. Alhamdulillah...

Wes dulu ya..

(Alai, 08 Juni 2020. Menghitung waktu mundur sebelum kelas perdana menulis "opini" di mulai)

"Ikhtiar Menejemen Diri: Belajarlah Lebih Banyak !"




"Ikhtiar Menejemen Diri: Belajarlah Lebih Banyak !"

Proses Edit header Blog
Sumber : dok. Pribadi

Jadi ceritanya paksu masih berbaik hati ini modif-modif blog baruku, aiih pamer blog lagi mak,gaes. 


Awas saja tidak produktif, aktif menulis ya? Bismillah saja, luruskan niat lillah and fokus kembangkan potensi diri.

Aku tuh kalo pagi, ngenjadwal cek and ricek pesan yang masuk ke hape mak,gaes (whatsApp, mesengger, telegram, facebook, e-mail) Lihat notif penting.

 Jadwal ngaji intensif, grup kajian remaja, grup kajian emak-emak, grup menulis, grup jualan de el el.


 Deuh emak-emak rempong kali, untungnya hanya di sosmed ya. 

Maklum, sekarang ini era digital apalagi lagi musim pandemi, jadi hampir semua urusan terpaut pada sosmed. 


Akunya happy aja, asalkan kuota masih ada sih. 😅

"Hey, yang, perhatikan ini, liat nih proses buat blognya gimana, ini liat koreksi benerlah header blognya begitu, warnanya gimana? 


Apa mau ditambahin animasi kedip-kedip atau biarlah begitu?" huhuhu kita diajak belajar lagi nih mak,gaes. *ambilposisi

Okelah ya, mumpung ditawari jadi komentator aku sih yes.wkwkw.


Bisanya cuma jadi tukang komen yak, orang lain yang kena repot. Eh, enggak ding. 


Alhamdulillah sejauh ini aku sama suami kloplah ya, beliau inisiator akunya jadi motivator bahkan nyambi jadi editor dan komentator sekaligus malah. (Ngeborong skill) ckckck



Alaminya emak-emak memang suka begitu kebanyakan ya? *ngeles 😅🙏

Jujur, sebenarnya dibuatin wadah/tempat nulis aja aku senangnya gak ketulungan mak,gaes. 


Dulu dulu kan kita kalo nulis sukanya di buku harian kan ya, bahasa kerennya buku diary. 


Nah, berhubung sekarang jaman semakin maju, sudah era digital tadi itu, jadi orang-orang yang suka nulis sebagian besar dokumentasikan tulisannya ke blog.

Aku juga niatnya begitu, arsipkan tulisan ke blog supaya tidak hilang, penghibur hati juga jikalau nanti buat tulisan, kirim ke media belum berhasil dimuat kan bisa kita muat sendiri di blog pribadi. Cihuyy 😅


Syukur-syukur kalo ada yang mau mampir baca, dapat pahala juga kita kan ya, ngasih ilmu yang bermanfaat untuk orang lain. Harapannya...

Walaupun masih menggunakan blog gratisan, tapi jadilah ya. 

InsyaAllah mungkin ke depannya bisa dijadikan blog yang punya alamat domain sendiri, ibaratnya punya rumah sendiri, kalo sekarang masih ngekos gak apa-apa. 

(Ceritanya sudah mulai paham nih seputar dunia per-blog-an. Ciyeee) 😆

Untuk yang kesekian kalinya, terimakasih banyak, jazakallah khairan bosque Novrand Al-Fatih II aku padamu pokoknya ya. Semoga Allah balas dengan kebaikan yang berlimpah ruah. Aamiin... 😊💐

Deuh, si dedek bangun dari bobok siangnya. Padahal mau cerita terkait nama blogku itu kenapa akhirnya pilih nama ini

https://susanthinkbig.blogspot.com

Yasudahlah, nanti mungkin di tulisan berikutnya ya. 😁

Bersambung...

(Alai, 05 Juni 2020. 4 Hari sebelum kelas menulis perdana "Story Telling" dimulai)

Di post Ulang dari akun facebook.


Silahkan Isi Buku Tamu ya

Silahkan Kepada Para Sahabat untuk meninggalkan Komentar yang bermanfaat, berupa saran/masukan/kritikan yang membangun agar Blog saya semakin baik dan bermanfaat. 👍
guest book
sumber : olgangad.ca

Dan salam Kenal, dari saya R.A Susan Triani, semoga anda selalu diberi keadaan terbaik, kesehatan yang baik, kemudahan rezeki dan selalu menjadi manusia yang bermanfaat, InsyaAllah. 😊


Kamu Bosan Baca Alquran, Perhatikan Sindiran Sahabat Nabi ini, Bikin Joss Lagi.



Ahli Tafsir Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan, Al-Qur'an sanggup menghidupkan hati dan jiwa manusia. Dengannya segala urusan dunia termasuk akhirat menjadi lancar dan kokoh. Sebab Al-Qur'an mengandung berkah kebaikan yang banyak dan ilmu yang bermanfaat.
.
Menurut As-Sa’di, hal itu adalah mutlak hak kuasa Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia hendaki untuk mendapatkan hidayah. Untuk itu, siapa yang mendapati dirinya nyaman dengan bacaan Al-Quran, merasa ingin selalu membaca dan mengkajinya, maka ia wajib bersyukur karena telah mendapatkan karunia besar dari Allah.

Dan lebih dahsyat lagi, perkataan sahabat Nabi yang Mulia yang telah dijamin masuk surga, dialah Utsman Bin Affan, beliau berkata, " Jika hati kalian bersih, pasti kalian tidak akan bosan (kenyang) membaca Alquran" .

MasyaAllah, Nyess sekali, dalam makna lain perkata beliau tersebut mengindikasikan kotornya hati kita oleh dosa itulah yang menyebabkan kita enggan atau bosan membaca Alquran, Astaghfirullah... Mari berlomba, kita sirami hati kita dengan kesejukan mata air kalamullah, Alqur'an.

Sudah Lama Terpendam, Akhirnya "I'm Come Back"


Sudah Lama Terpendam, Akhirnya "I'm Come Back"

Kembali menata niat, menejemen waktu, et lebih tepatnya menejemen diri. Karena sejatinya waktu setiap harinya masih sama, 24 jam rata selalu begitu, tak pernah berubah.
Iya benar, tentang menejemen diri. Tentang bagaimana mengatur aktivitas sedemikian banyaknya dalam kehidupan ini. Tentang bagaimana supaya setiap dentingan jam atau bahkan berjalannya detik bisa berbuah pahala. Laa hawla walaa quwwata illa billah...
Pada faktanya ada sebagian banyak orang bingung dan bahkan abai mengenai jatah 24 jam dalam sehari itu, mungkin akupun salah satu diantaranya, ya Rabb ampuni hamba...
😢
Aseli mak,gaes, tak jarang waktu yang masih dimiliki ini, kesempatan yang masih ada ini, nafas yang masih semangat menghela ini lupa bahwa jasad kian menua, dan PR menejemen diri belum selesai-selesai jua. Marii perbanyak istighfar. Astaghfirullah...
Kami, dulu. Ketika masih kuliah, masih menyandang gelar mahasiswa pernah minta pencerahan kepada guru ngaji kami terkait masalah menejemen diri ini.
Tak banyak yang beliau nasehatkan, ustadzah kami hanya memberikan cerita pengalaman beliau yang sering ikut forum training dari berbagai kajian ilmu. Maklum beliau ini, pemburu ilmu yang tak pernah puas dengan keilmuannya.

Jujur aku suka iri kepada kepiawaiannya berburu ilmu sampai detik ini. MasyaAllah. Semoga Allah selalu melindungi dan memudahkan segala urusanmu wahai musyrifahku... Barakallah, jazakillah khair untuk semua curah payah dan setiap tetes keringat bahkan tangismu untuk membimbing kami waktu itu. Semoga nantinya Allah balas dengan nikmatnya surga. Aamiin 😊
Oh iya, aku masih ingat lebih kurangnya nasehat beliau. Jika pembahasannya tentang menejemen diri, maka kembali kepada diri kita masing2. Trainer dengan gelar dan kelas kakap sekali pun jika ditanya tentang menejemen diri, itulah yang sebagian besar mereka ungkapkan.

So, Tanya diri kita. Karena hanya diri kita sendiri yang paham urusan kita. Tujuan kita melakukan berbagai macam kesibukan itu, karena apa, untuk apa, kita yang paham kan?yupZz. Jadi begitu intinya kawanss.
😆
Serius, pemahaman itu hingga sekarang masih membenam, tersimpan didalam memory. Jadi, beranjak dari itu PR tetaplah PR mak,gaes. Harus segera diselesaikan, dikelarkan, dituntaskan. Setidaknya mulailah dulu prosesnya walau baru di step pertama.

Yah benar, pertama kumpulkan niat dulu. Niatnya diluaskan, minta ridho Allah, Insyaallah jika apa2 kita ingat Allah, mudah2an urusan kita lancar dan dimudahkan.
Begitu memang petuah orang yang beriman itu... Bismillah...
However, merenung dikit tidak masalah kurasa ya. Ambil pena ambil kertas, atau bisa juga buka smartphone bagian catatan atau manfaatkan laptop jika ada. Tapi kalo aku pribadi lebih suka catat di kertas sih, karena suka males buka2 catatan di smartphone/laptop, butuh waktu lumayan lama atur mood. Suka-suka kitalah ya, yang mana nyamannya di kita.

Next, mulailah buat skejul/list kegiatan sehari-hari, tentu beda2 setiap orang ya mak,gaes, makanya itu tadi, yang tau urusan kita ya, kita sendirilah ya. Tidak masalah, Usahakan setiap aktivitas kita selalu bernilai pahala ya mak,gaes. Karena sebagai seorang yang mengaku beriman seharusnya letak bahagia kita itu ketika kita dapat ridho Allah kan ya? Maka, harapannya hanya itu fokus kita.

Rancanglah kegiatan yang banyak mengundang pahala, berusahalah jauhkan diri dari kegiatan yang sia2. Rugi kan, capek2 lakukan ini itu, tapi tak bernilai di mata Allah, sementara waktu kita hanya sedikit saja.
*Bersambung....
(Alai, 03 Juni 2020. 5 Hari sebelum dimulai kelas menulis perdana)
_____
Gambar hanya pelengkap saja, ambil dari google.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Silahkan Isi Buku Tamu ya

Silahkan Kepada Para Sahabat untuk meninggalkan Komentar yang bermanfaat, berupa saran/masukan/kritikan yang membangun agar Blog saya semaki...

Silahkan Isi Buku Tamu Dulu Ya, :) Klik Disini

Untuk Menutup Buku tamu Ini?
Klik di [tutup]